
Tanggal 30 Oktober 2012, rakyat Indonesia memperingati hari Keuangan Republik Indonesia yang ke-66. Hari Keuangan bermula dari sejarah mata uang pertama Republik Indonesia pada tahun 1946. Mata uang merupakan salah satu ciri utama negara merdeka serta sebagai alat bagi negara tersebut untuk memperkenalkan diri kepada dunia. Sejarah terbitnya mata uang rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia dimulai beberapa saat setelah Indonesia merdeka. Sebelum dikenal dengan nama rupiah, mata uang resmi kita pertama kali dikenal dengan nama Oeang republik Indonesia (ORI). ORI pertama kali diterbitkan pada tanggal 30 Oktober 1946 dan ditandatangani oleh Alexander Andries Maramis. Pada saat itu Menteri Keuangan Republik Indonesia masih dijabat oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Emisi pertama ORI tersebut menjadi jawaban atas parahnya kekacauan ekonomi akibat hiperinflasi, terutama setelah Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) Letjen Sir Montagu Stopford pada tanggal 6 Maret 1946 memberlakukan mata uang NICA di wilayah RI yang telah mereka duduki.
Dengan terbitnya ORI, sejumlah mata uang yang beredar sebelumnya pada masa itu, seperti uang Jepang, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang De Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku lagi. Sehingga pada tahun 1946 hanya ada dua mata uang yang digunakan dan hanya diakui oleh masing-masing penerbitnya, yaitu ORI sebagai satu-satunya mata uang yang diakui oleh pemerintah RI dan mata uang NICA yang hanya diakui oleh AFNEI. Di luar dugaan, ternyata rakyat Indonesia lebih banyak memberikan dukungan kepada ORI. Hal ini mempunyai dampak politik keberpihakan rakyat kepada pemerintah RI dari pada pemerintah sementara NICA yang hanya didukung AFNEI. ORI telah menumbuhkan rasa bangga dalam diri rakyat Indonesia, sekaligus sebagai alat yang kian mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sejak tanggal 2 Nopember 1949 atau empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan nama Rupiah (Rp) sebagai mata uang kebangsaan. Namun momentum awal yaitu terbitnya ORI enam puluh enam tahun silam merupakan tonggak munculnya mata uang kebangsaan resmi Republik Indonesia. Maka dari itu, tanggal 30 Oktober diperingati sebagai Hari Keuangan, dan untuk menghormati dan menghargai jasa A.A. Maramis maka gedung Departement of Financien atau gedung Daendels yang menjadi pusat kerja Menteri Keuangan diabadikan dengan nama beliau, meski kemudian seiring dengan kebutuhan koordinasi antar unit gedung Menteri Keuangan dipindahkan ke gedung Djuanda I yang berlokasi di seberang gedung A.A. Maramis.